Jamu New Wave: Acaraki

Kalo kita lagi kepengen minum jamu, biasanya kita nyamperin warung jamu (mungkin udah jarang ada) atau nunggu tukang jamu lewat depan rumah. Tapi, masih ada stereotip tentang jamu yang dianggap kuno sehingga budaya jamu sendiri mulai luntur di kalangan masyarakat, walaupun minuman tradisional ini punya banyak khasiat

Interior Acaraki

Nah, kali ini udah ada solusi minum jamu tapi dengan cara nyentrik, dan cara ini bisa kita temukan di cafe Acaraki. Nama Acaraki sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti "peracik jamu", dan ditemukan dalam Prasasti Madhawapura peninggalan Majapahit

Pembuatan Jamu Tubruk dengan French Press

Cafe ini menyajikan berbagai jenis menu jamu yang tentunya modern, dan pembuatan jamunya pun pakai teknik pembuatan kopi seperti V60 untuk jamu saring, French Press untuk jamu tubruk, dan juga Dutch Drip yang jamunya diekstrak selama 8 jam. Memang terkesan nyentrik, tapi lewat cara inilah Acaraki berusaha menghadirkan kembali budaya Jamu yang sifatnya New Wave, dan bisa dinikmati milenial tentunya.

Olahan jamunya disini memakai tiga macam jamu, diantaranya beras kencur, kunyit asem. Keduanya bisa juga dberikan tambahan mulai dari soda, susu, krim, lemon, bahkan es krim untuk campuran jamunya. Tapi bagi kalian yang masih mau mencoba jamu yang asli rasanya, bisa kalian pesan disini dan tentunya pake pengolahan yang tadi sudah disebutkan.

Salah satu menu yang menarik di Acaraki ini adalah Saranti, yaitu beras kencur yang ditambah dengan susu dan krimer. Rasanya manis, tapi ada sedikit rasa pedas khas beras kencurnya. And I personally recommend this! Untuk harga jamu disini baik yang biasa atau yang udah dimodifikasi, dipatok dengan rate Rp25.000 - 35.000 yang lumayan terjangkau lah

Sebagai penutup, penulis merasa rasa jamu ini memang menarik buat dicoba, dengan style baru ini moga-moga Acaraki bisa mengenalkan minuman tradisional Indonesia ke kalangan milenial. Worth a visit!

NOTE: Kunjungan ke Acaraki ini dilakukan sebelum PSBB Pandemi Covid-19