top of page

Kemanakah Makna CFD Sebenarnya?

  • Writer: P. Lintang Mulia
    P. Lintang Mulia
  • Sep 15, 2019
  • 3 min read

Updated: Mar 7, 2021

CFD, atau Car Free Day. Kalo di bahasa Indonesia bilangnya Hari Bebas Kendaraan Bermotor, dimana ada ruas jalan yang ditutup selama satu hari penuh untuk kendaraan bermotor. Biasanya diisi sama orang buat olahraga di ruas jalan yang ditutup itu. Khusus di Jakarta, kendaraan yang bisa lewat di CFD cuma TransJakarta. Dan pelaksanaan CFD sendiri sudah dilakukan di beberapa negara benua Eropa, Asia, bahkan sampe Afrika


CFD sendiri secara internasional diperingati tanggal 22 September, tetapi di banyak negara pelaksanaan CFD sudah disesuaikan dengan aturan yang sudah ditetapkan, CFD sendiri mulanya digerakkan oleh Environmental Transport Association (ETA / Asosiasi Transportasi Ramah Lingkungan) di Inggris, dengan tujuan agar banyak orang beralih ke transportasi umum, demi mencegah polusi udara yang kian parah, sekaligus menekankan hak pesepeda dan pejalan kaki di jalan raya.


Di Jakarta, CFD di inisiasi oleh empat orang, diantaranya Ari Mohammad, Ahmad Safrudin, Alfred Sitorus, dan Restiti Sekartini. Awalnya CFD sendiri akan dijalankan pada 22 April 2001, tetapi karena masih banyak kendaraan yang menerobos CFD selama uji cobanya, eksekusi CFD mundur menjadi September 2002. Dan kian tahun pengunjung Car Free Day semakin bertambah, tetapi sayangnya makna CFD di Jakarta mulai bergeser beberapa tahun kebelakang


ree
Pantauan tanggal 25 Agustus, terdapat PKL yang menjajakan barangnya di badan jalan bagian pejalan kaki (Sumber: Dokumen Pribadi)

Mengapa dikatakan seperti itu? Karena CFD sendiri mulai melenceng dari tujuan sebenarnya. Buat gua, CFD memang peruntukannya sebagai sarana buat warga Jakarta buat menghirup udara segar dan berolahraga dengan tenang, tapi masalah justru terlihat ketika banyaknya lapak PKL di jalan Car Free Day justru tidak tertata dengan rapih. Keberadaannya dapat ditemui mulai dari Patung Jenderal Sudirman, sampai arah Monas, dan kebanyakan mereka terpusat di sekitaran Bundaran HI.


ree
Posisi PKL yang memakan badan jalan bagian pejalan kaki (Sumber: Dokumen Pribadi)

Lapak PKL ini sejatinya sudah diberikan tempat seperti di Jalan Blora, Jalan Sunda (samping Kedutaan Perancis), ataupun Jalan Kebon Kacang untuk menjajakan dagangannya, tetapi masih saja terdapat beberapa lapak seperti di depan Menara BCA, atau dekat Hotel Mandarin yang terlihat memakan badan jalan. Tentu saja bagi gua ini mengganggu pejalan kaki / pesepeda yang berolahraga, dan hal yang senada juga dituturkan oleh inisiator CFD, Ari Mohammad dalam berita daring Kompas. Ari mengatakan bahwa keberadaan lapak yang tidak teratur ini "Bahkan amat sangat mengabaikan hak-hak orang lain yang sedang bersepeda, berjalan kaki, jogging, dan kegiatan lainnya yang menjadi tujuan CFD"


Meskipun CFD bukanlah Sunday Market, keberadaan PKL ini tidak bisa dihilangkan begitu saja. Pemda DKI Jakarta perlu bertindak dengan cara memberikan titik-titik tertentu bagi para PKL ini untuk berdagang, sehingga tidak memakan bahu jalan. Ari pun juga menuturkan bahwa "Sekalipun tidak dilarang kegiatan sosial-ekonomi yaitu berdagang bagi PKL, namun usaha-usaha ini harus tunduk pada ketentuan pelaksanaan yang mengacu pada Perda dan Pergub"



Untuk mengatasi hal ini, Dishub sudah memisahkan jalan antara pejalan kaki dan pesepeda. Tetapi masih terdapat titik dimana PKL menempati badan jalan, seperti di depan Menara BCA. Hal ini berakibat pada "melubernya" pejalan kaki ke jalur pesepeda, sehingga beberapa pesepeda tidak dapat berolahraga dengan nyaman. Hal ini selanjutnya akan dievaluasi oleh Dinas UMKM, bahwa menurut penuturan Ari Ariantara, salah satu staf Dinas UMKM, mengatakan bahwa ".... tiga opsi yang akan dikaji terkait penempatan pedagang saat CFD. Ada opsi pedagang diperbolehkan di badan jalan. Kemudian, hanya diperbolehkan di trotoar serta ditempatkan di lokasi khusus pedagang".


Kedepannya, gw berharap agar pelaksanaan CFD dapat dievaluasi kembali, sehingga mereka yang ingin berolahraga dapat merasa nyaman, dan yang ingin berjualan / street shopping juga merasa nyaman


Sekian, dan terima kasih


Sumber

Comments


  • LinkedIn
  • instagram
  • googlePlus
  • flickr
  • youtube

©2018 by Lintang Mulia. Proudly created with Wix.com

bottom of page