top of page

Opdat Zij Met Eere Mogen Rusten: Sepotong Cerita di Ereveld Menteng Pulo

  • Writer: P. Lintang Mulia
    P. Lintang Mulia
  • Sep 28, 2018
  • 2 min read

Updated: Aug 13, 2021

Judul post kali ini diambil dari salah satu kalimat yang ada di tembok suatu kuburan di Jakarta, dan kuburan ini tentunya juga menyimpan cerita sejarah.

ree

Ya, kuburan tersebut adalah Ereveld Menteng Pulo, yang terletak dekat TPU Menteng Pulo. Ini merupakan tempat dimana jasad para korban Perang Dunia 2, baik warga sipil ataupun pasukan Sekutu (Belanda & Persemakmuran Inggris), yang gugur dalam Pendudukan Jepang atas Hindia Belanda, dan Perang Kemerdekaan Indonesia dikuburkan.

Sekitar dua minggu lalu, penulis memutuskan untuk mengunjungi Ereveld Menteng Pulo bersama salah seorang teman, dengan tujuan napak tilas sejarah. Tinggal memencet bel di depan gerbang, petugas makam mempersilahkan kami untuk masuk, dan selanjutnya kami mengisi buku tamu.

ree
Simultaankerk Ereveld Menteng Pulo

Dibangun pada tahun 1947, ereveld ini merupakan salah satu dari dua ereveld di Jakarta, yang satu lagi berada di Ancol. Disini, banyak warga sipil Hindia-Belanda yang dimakamkan, selain itu tentara Belanda -baik itu yang berasal dari Koninklijk Landmacht (KL), ataupun Koninklijk Nederlandsch Indisch Leger (KNIL), dimakamkan di tempat tersebut. Tak hanya dari pihak Belanda, tentara Persemakmuran Inggris yang gugur juga dimakamkan disini, tetapi di bagian berbeda yang disebut Jakarta War Cemetery.

Di kedua makam tersebut -baik Ereveld Menteng Pulo / Jakarta War Cemetery, terdapat beberapa petinggi sekutu yang dimakamkan disana. Diantaranya A.W.S Mallaby, yang gugur di Surabaya -gugurnya Mallaby memancing terjadinya Peristiwa 10 November, dimana seluruh arek-arek Suroboyo bersatu melawan kedatangan sekutu dengan segenap tenaga, dan Simon Spoor, jenderal KNIL yang berperan vital bagi Belanda dalam perang melawan Indonesia, terutama dalam Agresi Militer Belanda 1 & 2.

Selain makam, di lingkungan ereveld juga terdapat Simultaankerk, atau gereja simultan, yang berfungsi sebagai tempat doa lintas agama, didalamnya terdapat sebuah salib besar yang terbuat dari bekas bantalan rel kereta api antara Thailand - Myanmar, sebagai pengingat akan gugurnya ribuan tentara sekutu saat membangun "jalur maut" tersebut. Lalu juga terdapat Columbarium, yang memuat ratusan pasu berisi abu jenazah, ataupun sisa-sisa tulang dari mereka yang telah gugur.

Kunjungan di Ereveld tentunya dapat dilakukan baik secara perseorangan ataupun rombongan. Jika ingin berkunjung secara rombongan lebih dari empat orang, kita bisa mengajukan surat terlebih dahulu ke OGS (Yayasan Makam Kehormatan Belanda), yang berada di Jalan Panglima Polim, Jakarta Selatan. Acara-acara yang diadakan di Ereveld bukan hanya tur keliling makamnya saja. Tetapi juga diadakan peringatan yang terkait Perang Dunia Kedua, baik itu Remembrance Day/Herdenkingsdag pada 4 Mei, atau pada tanggal 15 Agustus.

Comments


  • LinkedIn
  • instagram
  • googlePlus
  • flickr
  • youtube

©2018 by Lintang Mulia. Proudly created with Wix.com

bottom of page