A Taste of Peranakan
- P. Lintang Mulia

- Jun 1, 2019
- 2 min read
Updated: Mar 7, 2021
Hello! 食飽未?

Hari ini penulis berkesempatan untuk buka bersama sekeluarga di Kota Kasablanka. Dan waktu lagi di jalan, penulis terpikir untuk coba salah satu restoran peranakan yang namanya Gopek.
Sebelumnya, penulis akan beritahu dulu apa itu Peranakan. Peranakan ini sebenernya salah satu keturunan etnis Timur Asing (Tionghoa), yang udah menetap lama di Nusantara (baik Malaysia atau Indonesia) sejak abad ke-15 atau 16. Dan mereka kebudayaannya juga udah bercampur sama orang-orang lokal, sehingga berbeda dengan etnis Tionghoa tulen. Umumnya mereka berasal dari orang Hokkien ataupun Kanton.
Terkait akan budayanya, masakan Peranakan atau masakan Baba-nyonya (kalo disebut di Malaysia) itu udah sering dijumpai di kehidupan sehari-hari orang Indonesia. Bukan cuma di etnis Tionghoa atau peranakan-peranakannya, tapi masakan ini udah dikenal oleh hampir semua orang di Indonesia. Contohnya capcay, foo-yung-hai, bakmie, bakso, ngohiong, lontong Cap Go Meh, dan masih banyak lagi.
Tapi, meskipun masakan-masakan ini dah tersebar di beberapa penjuru kota, beberapa dari restoran yang menyajikan masakan ini terkadang pake bahan-bahan yang non halal. Jadi untuk mencari yang bener-bener halal restoran/rumah makannya mungkin cukup susah. Karena beberapa istilah masakan Peranakan mengandung bahan non halal seperti ngohiong, atau charsiu.
Untungnya, di Jakarta atau di kota-kota lain, masih ada restoran Peranakan yang mengusung halal ingredients, salah satunya ya Gopek. Jadi restoran ini merupakan chain foods milik grup Sarirasa (yang juga punya Tamani dan Sate Khas Senayan). Nama Gopek sendiri diambil dari bahasa Hokkien yang artinya 500, dan masakan yang mereka sajiin beragam, ada Bihun / Mie / Kwetiau, yg memang dikasi sentuhan peranakan, Nasi Hainam, Capcay, Sate, Bakso, Nasi Campur.


Salah satu menu yang dicoba adalah Bihun Gopek Spesial, isinya ada charsiu ayam, suwiran daging sapi, suwiran daging sapi, telur merah, sate daging, dan ngohiong ayam. Menu lain yang dipesan adalah Bakmi Capcay, Nasi Hainam, Bakmi Rica-rica, Bakmi Yamin Ayam, Bakso Goreng, Lumpia. dan Sari Alang-alang yang dipesan oleh keluarga penulis saat itu
Walaupun worth to try karena pertama kali mencoba charsiu halal, rasanya pun pas di lidah. Baru pertama kali ini penulis mencoba juga masakan Peranakan, yang kalo di beberapa restoran pake bahan non halal, tapi disini pake bahan-bahan yang halal. Dari sisi keluarga penulis, mungkin penilaiannya sedikit kurang karena rasanya yang sedikit biasa saja

Soal harga memang sedikit mahal, untuk semangkok mie/bihun/kwetiaw Gopek seharga 47 ribu, sementara untuk Gopek Spesial seharga 62 ribu, dengan perbedaan tambahan pelengkap makanan saja antara versi biasa dan Gopek Spesial. Rentang harga makanan lainnya pun juga diatas 40 ribu, tetapi buat kalian yang mau berkunjung kesini, mungkin bisa dicoba lain waktu
Sekian review F&B kali ini, see you on next review!




Comments